Setelah absen mengajar beberapa tahun karena pandemi, mulai tahun lalu saya kembali dipercaya menjadi pengajar gitar di gereja untuk anak-anak remaja. Ada yang sudah bisa sedikit, ada yang benar-benar pemula. Ada yang sudah punya gitar, ada juga yang belum. Yang belum punya gitar biasanya nanya,
Kak gimana cara pilih gitar yang bagus, dan beli dimana? Jadi untuk postingan pertama, kita bahas dulu ciri-ciri gitar yang baik. Saya akan buat berseri, biar lengkap - kap - kap.
Karena saya pernah beberapa kali memperbaiki gitar (luthier), saya jadi tahu sedikit banyak soal kondisi fisik gitar yang baik dan tidak.
Masalah yang sering muncul adalah murid membeli atau dibelikan gitar yang sekadar bisa bunyi. Bentuknya memang gitar, tapi ketika di-tuning dengan alat atau aplikasi, hasilnya tidak benar-benar pas. Di aplikasi terlihat sudah sesuai, tapi ketika dimainkan, chord terdengar fals di telinga saya.
Kenapa bisa begitu? Biasanya karena pembuat gitar kurang presisi menghitung rasio jarak antar-fret. (Ini nanti saya bahas di Part 2, yang fokus ke matematika dan fisika gitar).
Untuk Part 1 ini, saya mau bahas dulu soal pemilihan kayu dan kelenturan kayu.
Pentingnya Kayu
Karena 99,99% gitar terbuat dari kayu, memahami sedikit soal kayu itu penting.
- Kayu melengkung – Kayu yang ditebang dari pohon melengkung dan dipotong saat masih basah, akan semakin melengkung saat mengering. Kayu yang kelihatan sudah kering, jika dibentuk, misal untuk head atau neck gitar - setelah dibentuk juga perlu waktu untuk kering lagi. Kayu itu seperti buah, kulitnya kering, tapi ketika dikupas atau dipahat - dalamnya masih ada airnya walau dipegang tidak basah.
- Kayu keras & lunak – Fretboard biasanya memakai kayu keras (contoh: sonokeling hitam, mahoni, meranti). Neck gitar memakai kayu lunak agar lebih ringan dan mudah dibentuk. Dua jenis kayu ini biasanya dikombinasikan agar saling melengkapi. Apa itu neck dan fretboard? cek part 2.
- Karakter kayu buruk – Kayu yang gampang melengkung atau meleyot tidak cocok untuk mebel apalagi alat musik. Cocoknya hanya untuk konstruksi kasar seperti dak cor-coran dan gitar-gitaran/sovenir gitar. Buruk itu bisa karena pohon sebelum ditebang memang tumbuhnya melengkung atau metode pengeringannya salah sehingga keringnya melengkung.
- Kayu sakit - Bisa karena salah penyimpanan, sehingga berjamur atau terkena serangan rayap. Kadang rayapnya tidak lagi hidup di kayu, namun ada bekas lobang kecil-kecil pada kayunya. Tahu sendiri kan, kalau lobang-lobang pasti strukturnya/kekuatannya jadi lebih lemah dong. Jangan dibeli kalau sudah begini.
Karena kebanyakan pembeli gitar awam soal kayu, berikut ini beberapa tips praktis yang bisa membantu kalian memilih gitar yang baik dan dimana belinya:
- Belilah Gitar yang merknya sudah cukup terkenal, Contoh merk: Cort, Yamaha, Rodriguez, Takamine, Epiphone. Dimana mereka pasti memakai kayu pilihan dan berkualitas - kalau nggak, nanti takut jatuh namanya dan jadi nggak laku.
- Beli gitar di toko alat musik, bukan toko olahraga. Toko musik biasanya sudah melakukan pengecekan kualitas sebelum dijual dan perputaran alat musiknya lebih cepat daripada toko olahraga atau toko buku, dimana orang ke toko ini pasti ingin beli alat musik lah, bukan beli raket, bola, dll. Tapi kalau toko olahraga, kemungkinan besar gitar yang dijualnya mengendap di gudang bisa lama banget, jamuran dan lembap bahkan lapuk. Kadang itu juga bikin kita mikir sih, kalau di toko musik lebih mahal dibanding toko olahraga - cuman kalau kita nggak teliti dan seharusnya curiga juga kan, ini kenapa bisa murah ya, jangan-jangan udah mulai dimakan rayap atau terkena lembap. Oiya - kalau toko alat musiknya bagus, mereka punya sertifikat yang menandakan bahwa mereka adalah authorized dealer di Indonesia, jadi pasti ORI. Mengapa ini penting, karena kalau authorized dealer - ketika ada apa-apa, kita bisa lebih cepat klaim garansi ke mereka. Coba tanya aja, apa ada garansi.
- Beli gitar di toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, dll. biasanya sudah cukup oke (meski kadang ada 1 dari 10 gitar yang tuning-nya agak kurang pas). Sebaiknya teliti sebelum membeli, karena ini toko buku dan olahraga, bukan khusus toko musik. Kadang ada promo juga sih disini, dan toko buku biasanya ga mau jual gitar dari produsen yang ecek-ecek. Ini juga masalah reputasi nama toko bukunya Bro/Sis. Sebelum mereka putuskan untuk jual produk gitar di tokonya, pasti ada quality controlnya dan kontrak garansi juga untuk barang yang ga laku atau cacat, anggapannya seperti authorized seller lah kalau toko bukunya gede.
- Beli gitar bekas. Nah ini sedikit tricky sih, kita harus tanya pada penjualnya alasan kenapa dijual, lalu kita harus lebih teliti dan jeli dengan kondisi gitarnya. Gitar bekas belum tentu lebih murah, apalagi jika barang langka yang masih bagus kualitasnya. Tapi jika semuanya itu bagus, kadang kita malah dapat yang value - harga murah, kualitas istimewa. Walau bekas, kadang kita bisa koq minta garansi seller. Biasanya nggak lama sih - max. satu minggu.
- Gitar nggak beli. Kadang ketika ada saudara atau tante/om yang kebetulan ke rumah dan melihat kita ini sibuk latihan gitar, mereka teringat bahwa di gudang ada gitar nganggur mungkin milik anak mereka yang sudah ga lagi main gitar dan menawarkan pada kita. Wah ini ya diterima saja. Gratis dan jangan lupa berterima kasih. Saya beberapa kali di"kasih" gitar oleh orang-orang terdekat karena mereka tahu bahwa saya mengajar gitar untuk anak remaja. Ada yang bisa dipakai, ada juga yang gitar hanya untuk hiasan. Saking seringnya, gitar-gitar itu juga saya bagikan ke orang lain yang lebih membutuhkan. Tapi saya lihat dulu, seberapa niat orang itu tertarik dengan gitar. Makanya, be serious kalau mau belajar gitar.
Pengalaman Pribadi
Pengalaman 1 – Beli di Toko Olahraga (Fretboard Pecah)
Waktu SMA, saya pernah beli gitar di toko olahraga milik teman kakek saya, karena temannya kakek, jadi beliau kasih harga murah ke saya. Merknya Yamaha (tidak tahu asli atau tidak). Karena gitar itu pakai senar kawat dan sakit di jari, saya ganti sendiri dengan senar nylon.
Besoknya fretboard pecah ke arah tarikan senar.
Kemungkinan penyebab:
-
Kayu sudah lama dipajang, terpapar panas/kelembapan, jadi rapuh.
-
Usia kayu kurang matang atau malah terlalu kering.
-
Struktur gitar kawat memang tidak bisa asal diganti nylon karena beda desain.
Jadi - jangan tergiur harga murah.
Pengalaman 2 – Hampir Beli Gitar KW
Suatu kali saya lihat gitar Yamaha murah di toko olahraga dekat rumah. Harganya Rp. 150 ribu padahal harga asli waktu itu sekitar Rp. 500 ribu.
Saya tanya ke penjual: “Pak, ini Yamaha asli?”
Dengan nada agak marah, penjual bilang: “Tentu asli.”
Untung saya tidak beli. Dengan harga segitu, jelas sekali barang itu palsu/KW.
Jadi - jangan mudah percaya dengan seller.
Saran Praktis
👉 DO NOT BUY CHEAP GUITAR.
Kalau ada harga terlalu murah, besar kemungkinan kualitasnya juga buruk.
Pengecualian: kalau ada teman yang menjual gitar original bekas dengan kondisi masih bagus. Itu masih oke, karena lebih terjamin daripada beli gitar baru dengan harga miring yang nggak ORI. Semoga membantu, kalau bingung - nanya aja ga nggigit koq.
Next
-
Part 2: Rasio, matematika, dan fisika gitar.
-
Part 3: Cara cek fisik gitar
Komentar
Posting Komentar