Cara Memilih Gitar Yang Baik (Part 5) - Menilai Dengan Kriteria

Apa sih Kriteria Gitar yang Bagus?

Kalau buat saya pribadi, gitar yang bisa distem dan dimainkan dengan nyaman dan suaranya juga enak didengar adalah kriteria yang mutlak harus ada pada gitar yang saya beli.

Untuk memperoleh gitar yang sesuai kriteria saya, tentu harga juga berpengaruh. Tapi saya lebih mementingkan kriteria dasar tersebut daripada kosmetik atau tampilan gitar yang cantik.

Harga vs Kualitas Gitar

Apakah gitar klasik yang tengahnya kopong itu bisa seharga belasan atau puluhan juta?
Oh, iya bisa dan ada.

Waktu ada pameran gitar, teman saya membeli gitar seharga belasan juta. Langsung dari pengrajin, jadi bukan produk pabrikan masal. Dia menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan gitarnya dan setelah mendapat gitar itu, ia memamerkan pada saya dan menurut saya suaranya bagus—antara bass dan treblenya keras dan menggema dengan enak.

Sayangnya gitar tersebut kalau boleh saya nilai, perlu di micro tuning lagi untuk mendapat kenyamanan bermain yang pas. Tapi ini penilaian awal, karena gitar itu masih terlalu baru untuk dinilai. 

Jadi, sebaiknya ketika kita disodori harga mahal - perlu kita lihat apakah harganya mahal karena kualitasnya terjamin atau mahal karena hiasannya lebih banyak. Misalkan, bagian rosette diberi inlay atau pasangan plat emas, atau ada berliannya. Tapi, ketika dimainkan - suaranya kurang enak atau ada bagian yang lepas. 

Pentingnya Kayu dan Lem yang Matang

Ketika kita membeli barang baru, khususnya alat musik, kita harus mengetahui apakah bahan bakunya baru diolah atau sudah lama. Ini yang dinamakan dengan kematangan kayu.

Prosesnya kira-kira begini:

  • Pohon ditebang, kayu dipotong sesuai ukuran.
  • Kandungan air dalam kayu dikurangi, bisa dengan diangin-anginkan atau oven dan alat press.
  • Setelah kering, kayu diolah dan dibentuk jadi gitar.
  • Dirakit dengan lem dan ditahan oleh jig atau cetakan selama sekitar 1 bulan.

Catatan: Alat musik biasanya tidak dipaku karena harus bergetar terus menerus. Jika dipaku, suaranya kurang bagus.

Senar Baru Butuh Penyesuaian, Kayu Gitar Juga Begitu

Mungkin kalian sudah tahu bahwa memasang senar baru pada gitar pasti membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk distem ulang. Karena sifat senar adalah memuai atau meregang ketika ditarik, maka harus sering distem supaya tegangannya maksimal dan tidak bisa meregang lagi. Barulah gitar itu enak dipakai.

Begitu juga dengan kayu pada gitar. Gitar yang benar-benar fresh from the oven, suaranya kadang kurang keluar karena:

  • Bagian-bagian tertentu masih bergerak.
  • Kadar air belum sepenuhnya kering.
  • Vernis masih lembek walaupun terlihat kering.

Jadi kita perlu tahu hal ini sebelum menilai suara gitar baru.

Menilai Penampilan dan Suara Gitar

Tidak bisa dipungkiri bahwa harga biasanya sebanding dengan kualitas, kecuali:

  • Penjual tidak jujur.
  • Barang merk terkenal tapi reject/cacat.
  • Harga terlalu mahal untuk kualitas yang tidak sepadan.

Kita harus hati-hati jika ditawari gitar yang murah.

Tentang Warna Kayu dan Karakter Suara Gitar

Seringkali kita menemui gitar yang dijual di toko itu ada warna-warni, bukan karena dicat, tapi memang jenis kayunya berwarna putih, oranye, atau coklat tua. Jenis kayu tentu menentukan warna suara yang keluar.

Kalian bisa cek lebih lanjut pada artikel ini.

Saya pribadi tidak akan membeli hanya berdasar warna, walau warna kayu yang lebih gelap memang biasanya punya karakter suara yang lebih deep atau cenderung nge-bass. Tapi jika suaranya kurang enak, tentu saya tidak akan memilihnya.

Contoh: Gitar Kaebu yang gambarnya ada di artikel sebelumnya, waktu saya beli warnanya putih tulang—setelah 20 tahun warnanya menjadi gelap. Memang saya lebih suka warna gitar yang terang, tapi sekali lagi: warna menjadi prioritas nomor sekian setelah suara yang enak didengar dan bisa dituning sempurna.

Kenapa Saya Hindari Gitar yang Dicat Warna-warni

Saya cenderung tidak akan memilih gitar klasik yang diberi cat warna, walaupun warnanya cantik atau banyak hiasan di bodynya. Alasannya: Kemungkinan pengrajin mendapat kayu yang cacat atau ada lobang kecil, disamarkan dengan diberi dempul dan dicat, sehingga kita sebagai pembeli tidak dapat melihat cacatnya di mana. 

Baiklah, saya kira cukup sampai part 5 saja untuk artikel bagaimana memilih gitar. 


Pesan saya: walaupun gitar yang bagus itu penting, tapi lebih penting mentalitas yang main. Jadi, ketika kalian sudah mantap untuk belajar gitar, lakukan itu dengan niat yang murni dan mempunyai goal, saya akan belajar gitar sampai apa? sampai bisa jadi guru? sampai bisa mengiringi saya sendiri bernyanyi, sampai bisa main lagu apapun? tentukan goalnya sekarang. 


 

Kalau kamu masih bingung memilih gitar, jangan ragu untuk tanya langsung ke pengrajin atau pemain yang sudah berpengalaman. Dan kalau kamu punya pengalaman atau pertanyaan soal gitar, share aja di kolom komentar—siapa tahu bisa jadi bahan diskusi seru. 

 

Komentar